Tuesday, March 23, 2010

Bingkai Renungan

Suatu hari, ada dua orang pelayan di sebuah toko roti yang tengah menunggu kedatangan pembeli.

“Dhis….”, Tanya seorang di antara mereka.

“Ya.”, jawab Dhisa.

“Aku boleh nanya ga?”

Dhisa mengiyakan sembari tersenyum.

“Kenapa ya mata kamu merah?”,Tanya Fera.

“Merah?”

“Iya. Kayak orang yang abis nangis gitu.”

“Ooo…mungkin karena aku terlalu sering begadang.”

“Gitu ya? Hehe…. Jangan terlalu sering begadang dong, Neng.”,ucapnya sembari melangkah ke arah dapur.

Kemudian malamnya, di kamar Dhisa, ketika jam dinding kamarnya menunjukkan pukul 20.00 WIB, ia mengingat kembali pertanyaan Fera tadi pagi. Ia tersenyum. Kemudian ia menyetel kaset murottal Quran. Ia bergumam,

“Bagaimana aku tak menangis setiap malam bahkan setiap aku ingin menangis setiap menatap diriku di cermin. Di dunia ini saja aku selalu merepotkan orang tuaku. Aku mengecewakan mereka. Rasanya ingin cepat-cepat membuat mereka tersenyum dengan sebuah kesuksesan. Sedang waktu akan terus berjalan dan melihat betapa bertambah bodohnya aku.

Huh…. Belum lagi ketika aku merindukan Rabb-ku dan Rasul-ku. Aku ingin bertemu mereka. Aku ingin bertemu mereka di surga, di tengah pemandangan-pemandangan yang tak akan pernah terbayang oleh imajinasiku. Walaupun apakah mungkin dengan kelalaianku selama ini.
Lagi-lagi hanya kalimat inilah yang membuat aku tersenyum setelah menangis. Aku ingin berjuang dan terus berjuang. Supaya semua cita-citaku, dunia dan akhirat, itu terwujud.”

=oOo=

No comments:

Post a Comment