Wednesday, March 31, 2010

Anak Perempuan Berponi




“Terkadang,jika aku melihat senyum tulus anak-anak yang hidupnya tidak seberuntung kita,ingin rasanya aku tetap dan terus memandangnya. Kelak jika senyum itu pudar, aku akan segera berjalan ke sampingnya dan menghiburnya agar ia tak bersedih lagi.”

Sewaktu menaiki angkot,ada seorang anak kecil yang ikut juga ke angkot itu. Dia adalah seorang pengamen jalanan. Aku ingat, dia memakai kaos merah, rambutnya yang panjang itu berponi dan dikepang di belakang. Saat menyanyikan salah satu lagu milik ST12(kalau tidak salah….), suaranya serak seakan-akan sudah terlalu sering ia menyanyi.
Ironis ya…?

Salah satu sisi, mereka seharusnya bermain-main bersama teman-teman sebayanya di sekolah atau di rumahnya. Nyatanya,hari-hari berharga itu diganti dengan kelengkapannya sebagai manusia jalanan yang penuh dengan bahaya.

Ahah,ada sebuah cerita lagi, saat itu aku sedang menunggu seorang teman,kemudian aku melihat seorang ibu dan dua orang anaknya. Anak yang pertama ia gendong karena masih bayi dan seorang anak perempuan berambut pendek berponi tengah berdiri sambil membawa sebuah gelas plastic kecil. Hehe…. Tahu khan maksudnya?

Ya, anak perempuan itu disuruh untuk meminta-minta kepada pengunjung sebuah masjid. Kemudian, saat ada orang yang memberinya uang, anak itu melihat ibunya. Dan ketika aku mengikuti pandangan anak itu, ibunya tersenyum sambil menunjukkan giginya yang rapi. Beberapa saat kemudian, ada seorang mahasiswa yang memberikan salah satu dagangan makanannya kepada anak itu(kalau tidak salah,ia memberikan satu martabak sayur).

Ternyata…eh…ternyata….

Anak itu memberikan makanan yang begitu kecil menurutku itu,kepada ibunya. Ibunya menyuruhnya untuk menghabiskannya,namun ditolak oleh anak perempuan itu. Dengan cepat,ibunya memasukkan makanan tersebut ke dalam tas.
Aaah, membuat miris hate….

Dengan makanan itu, kita mungkin memakannya tanpa rasa beban sedikitpun. Namun, di balik kehidupan kita, tercipta kehidupan-kehidupan orang-orang yang seperti itu bahkan lebih ‘mengiris’ lagi keadaannya.

Terkadang kehidupan terlihat tidak adil ya?

Hanya saja, inilah yang disebut kehidupan. Toh, hidup di dunia ini tidak selamanya bersanding dengan harta dan kenikmatan, tetapi bagaimana cara kita panen kebaikan di dunia ini. Terhadap mereka, mungkin kita mengalihkan sedikit perhatian kepada mereka, dengan cara tetap menghargai,membantu dan menyayangi mereka.
Dan hargai juga apa yang ada di sekeliling kita, kadang manusia sebagai makhluk yang tidak pernah puas,akan mencari sesuatu yang baru dan ‘wah’. Boleh…asalkan jangan sampai sifat ini mengontrol kita menjadi manusia yang rakus dan egois.
Balik lagi….

Ketika anak perempuan berponi itu berpikir-pikir dulu untuk memakan sepotong martabak sayur karena ada ibu dan adiknya yang tidak memakannya, hal itu menjadikan kita berpikir akan penghargaan terhadap makanan. Hehe…. Saat menghadapi makanan,renungi bahwa Allah masih memberi kita kenikamatan lewat makanan itu, bersyukurlah dan bacalah doa sebelum kita makan. Dan jangan berlebih-lebihan memanjakan perut ya…. He3x.

Wallahu a’lam bish shawwab.

No comments:

Post a Comment